El Bukhari Institute Gelar Simposium Internasional Tentang Moderasi Beragama di Berbagai Negara

El-Bukhari Institute bekerjasama dengan LABPSA UIN Ar Raniry, Aceh dan Kementerian Agama Republik Indonesia Subdit Bina Paham Keagamaan Islam dan Penanganan Konflik Ditjen Bimas Islam menggelar simposium internasional dengan tema Moderasi Beragama di Berbagai Negara: Antara Cita-Cita dan Realita. Kegiatan ini akan digelar secara online melalui zoom meeting, selama dua harim yakni Rabu- Kamis (9 – 10/ 03).

Acara simposium ini akan dibuka oleh Menteri Agama RI, Yaqut Cholil Qoumas.  Turut hadir pula dalam kegiatan ini narasumber internasional, yang terdiri dari peneliti, dosen dan pengamat internasional. Para narasumber tersebut antara lain; Dr. Mohamed El-Gammal, Associate Professor of Comparative Fiqh Hammad Bin Khalifa University. James Bourk Hoesterey, Ph.D, Associate Professor Department of Religion Emory University, USA.

Simposium ini juga menghadirkan Senior Lecturer of School of Humanities, Languages, and Social Sciences in Griffith University, Adis Duderija, Ph.D. dan Shahrbanou Tadjbakhsh, Ph.D., Profesor Institut Kajian Politik (Sciences Po), Paris.

Selanjutnya, simposium ini juga menghadirkan tokoh dalam negeri antara lain; Prof. Dr. Kamaruddin Amin, MA, Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam, Kemenag RI. Hadir juga tokoh dari Nusa Tenggara Timur, Pater Dr. Philipus Tule, Rektor Universitas Katolik Widya Mandira, Kupang. Dan juga Dr. Khunti Tridewiyanti, MA, mantan Komnas Perempuan (2009-2014) dan Ketua Pusat Kajian Hukum Adat Fakultas Hukum Universitas Pancasila.

Direktur El Bukhari Institute, Abdul Karim Munthe, LC., S.H., M.H. menjelaskan latar belakang kegiatan simposium internasional ini. Menurutnya, moderasi beragama atau wasathiyah, merupakan isu yang telah lama bergulir di kancah internasional. Moderasi juga merupakan langkah ideal untuk mengatasi praktik intoleransi yang terjadi selama ini. ” Di Indonesia sendiri sejak tahun 2001 aktif melakukan pertemuan-pertemuan membahas hal ini,” terangnya, Selasa, (8/3).

Lebih lanjut, ia menerangkan kegiatan ini juga bertujuan untuk menemukan dan merumuskan beragam pengalaman masyarakat internasional dan berbagai daerah di Indonesia dalam mempraktikkan moderasi beragama sebagai landasan dalam merumuskan kebijakan keagamaan yang moderat di Indonesia. Di samping itu, simposium ini sebagai langkah awal terwujudnya sinkronisasi dan  implementasi moderasi beragama antara institusi di tingkat pusat hingga institusi di tingkat daerah.

Untuk itu, para nasumber yang hadir akan mempresentasikan pelbagai praktik moderasi beragama di negara dan daerah masing-masing. Langkah ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih komprehensif kepada masyarakat, terkait praktik moderasi beragama. ”Mengkonstruksi moderasi bergama berbasis pengalaman dan pengamatan di berbagai negara,” jelasnya.

Peserta dalam kegiatan simposium internasional ini adalah para penyuluh agama, para akademisi, media-media keagamaan, civil society dan mahasiswa. Jumlah peserta ditargetkan adalah 200 orang. Dengan rincian target peserta laki-laki 130 orang dan 70 orang perempuan. Terdiri dari agama Islam, Hindu, Budha, Konghuchu, Katolik, Kristen dan aliran kepercayaan yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia di antaranya adalah Aceh, Jogjakarta, Nusa Tenggara Timur, Jakarta, dan Bali.

Kami merekomendasikan pada Anda untuk mengikuti acara simposium internasional tentang moderasi beragama ini. Pasalnya, acara ini akan menghadirkan pelbagai tokoh dari pelbagai negara, akan berbicara tentang moderasi.

Sumber: https://bincangsyariah.com/headline/el-bukhari-institute-gelar-simposium-internasional-tentang-moderasi-beragama-di-berbagai-negara/

Artikel Lainnya